Banda Aceh – Direktur Utama PDAM Tirta Daroy (TD), T Novizal Aiyub mengapresiasi Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman atas langkah optimisnya yang konsisten berikan dukungan terhadap proses pembenahan sektor air bersih di Kota Gemilang.
“Bapak Wali Kota sejak pertama sampai saat ini terus mendukung dan mengawal penuh perkembangan PDAM Tirta Daroy. Dan saat ini, kita sedang melakukan tahap penekanan terhadap NRW (Non Revenue Water) atau Angka Air Tak Berekening (ATR),” kata pria yang akrab disapa Ampon Aiyub itu, Kamis (5/8/2021), di kantor dinasnya, Kuta Alam.
Ampon Aiyub mengungkapkan, NRW menjadi indikator penting yang mempengaruhi kinerja dan layanan PDAM, permasalahan ini kerap terjadi di lapangan. NRW tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu sebab fisik dan non fisik.
Lanjutnya, terkait penekanan NRW sudah direncanakannya jauh hari. Namun, niat itu baru terealisasi setelah melakukan kerja sama dengan pihak Akademi Teknik Tirta Wiyata (Akatirta) Magelang, Jawa Tengah.
“Mereka sudah sejak lebih seminggu yang lalu tiba di Banda Aceh, dengan tim ahli Akatirta yang dikawal langsung oleh direkturnya. Alhamdulillah satu minggu kita sudah kelihatan hasilnya, timnya solid dan kita berharap ini tentunya selama tiga bulan ke depan kita bisa menekan kebocoran yang cukup tinggi, yang selama ini sekitar 35 persen lebih. Kita berharap mungkin bisa turun sampai 10 hingga 25 persen,” ungkapnya.
Ampon Aiyub menginginkan terobosan itu membawa perubahan baik bagi PDAM TD dan nantinya bisa menjadi contoh buat PDAM lainnya di indonesia.
Ia juga menuturkan, selama dua pekan lebih di semua cabang telah dibentuk tim mengatasi NRW tersebut. Tim yang diturunkan akan melakukan survei untuk meteran air rusak dan tidak bergerak atau pemakaian nol.
“Pertama kita survei yang begitu dulu karena kenyataannya ada 15 ribu pelanggan kita yang pemakaian beban, artinya setiap bulan mereka cuma bayar beban. Jadi kita cuma memastikan apakah memang tidak dipakai airnya atau karena kesalahan lainnya,” jelasnya.
“Bisa jadi kesalahan catat dan bisa jadi air yang dipakai pelanggan tidak lewat meter (ilegal), hampir 30 persen yang seperti itu. Tapi bisa jadi juga rumahnya memang kosong, namun mengingat jumlahnya luar biasa ada 15 ribu pelanggan maka kita survei ke lokasi untuk memastikan,” imbuhnya lagi.
Ia pun berharap setelah program tersebut selesai pihaknya akan memiliki data kongkret dan akan dilakukan penindakan sesuai prosedur.
Selaras dengan Dirut PDAM Tirta Daroy, di tempat yang sama, Dirut Akatirta Awaluddin Setya Aji mengatakan, dirinya beserta rekan tim ahli di awal pertemuan telah merumuskan program dan langkah kerja dalam menekan NRW tersebut. Pihaknya akan berada selama tiga bulan ke depan memberikan pelatihan dan transfer knowledge bagi tim PDAM Tirta Daroy.
“Yang pertama kita lakukan itu adalah identifikasi NRW itu di mana. Sebulan kan 2 juta meter kubik (persediaan air), yang terjual 1,2 juta meter kubik, yang hilang sebulan itu 800 ribu meter kubik. Ya sebelum menangani NRW kita harus tau titiknya itu di mana, kehilangan NRW itu kita bagi dua: fisik dan non fisik,” jelasnya.
Lanjutnya, fisik itu misalnya bocor pada pipa, pada bak reservoar yang meluap, dan yang non fisik itu contohnya pelanggan yang mencuri, ada meteran yang tak akurat, dan ada salah data.
“Lalu targetnya dari NRW nya 38 sampai 40 persen itu nanti kita turunkan minimal tercapai dua hingga 10 persen,” katanya.
Ia juga menjelaskan mekanisme pembekalan terhadap tim PDAM TD. Pertama, pihaknya melatih teman-teman PDAM TD untuk menghitung NRW dan letak titiknya, setelah itu baru dilakukan aksi.
“Sampai hari ini kita telah melakukan survey, dari 692 sambungan yang bermasalah ada 168, berati hampir 30 persen. Masalahnya ada di pencurian arus, yang kedua itu meterannya mati atau tidak akurat, dan itu akan kita selesaikan,” katanya.
Ia menjelaskan pihak PDAM akan ada tim yang melakukan survey dengan aplikasi, kemudian jika ditemukan masalah maka ada tim yg memvalidasi, itu bagi yang non fisik. Sementara yang fisik, tim PDAM TD di lapangan akan mencari kebocoran di pipa dengan bentuk Distrik Meter Area (DMA), deteksi pipa bocor di sepanjang ruas-ruas pipa dan indikator lainnya guna mewaspadai kehilangan air yang fisik.
“Kalau semua program ini sudah dilakukan secara terpadu, awalnya itu kita sebut water balance 0 (nol) yaitu ketika air hilang 800 ribu kubik tadi. Setelah semua aksi (upaya penanganan) yang kita lakukan maka akan kita buat yang namanya water balance I (satu), misalnya yang 800 ribu kubik tadi menjadi 400 ribu kubik, maka NRW yang semula 40 persen akan jadi 20 persen dan seterusnya. Jadi kita bekerja berdasarkan metode ilmiah dan sudah teruji pada tiap-tiap tempat,” pungkas Aji.
Menanggapi hal tersebut, Aminullah pun merasa bangga dan senang atas upaya yang terus dilakukan PDAM TD di bawah pimpinan Ampon Aiyub dalam memperbaiki setiap persoalan air bersih di Kota Gemilang.
“Saya turun langsung memantau setiap bulan, bahkan dua atau tiga minggu sekali progres dari perkembangan yang dilakukan PDAM Tirta Daroy. NRW menjadi indikator penting yang mempengaruhi kinerja dan layanan PDAM,” kata Aminullah, Kamis (5/8/2021), di Pendopo.
Aminullah pun memuji konsistensi PDAM TD di bawah koordinasi T Novizal Aiyub selaku dirut yang gigih terus melakukan pembenahan.
“Perlahan tapi pasti, step by step kita lakukan pembenahan sektor air bersih. Hingga sekarang ini, pembenahan jaringan pipa, pembangunan reservoar dan bidang pelayanan terus kita tingkatkan,” kata Aminullah.
Ketiganya juga sempat bertemu langsung beberapa waktu lalu membahas progres dari NRW tersebut di kantor PDAM TD Lambaro pada Selasa (3/8) lalu.(riz)