Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Aminullah Usman dan Zainal Arifin menaruh atensi khusus terhadap penyelesaian permasalahan layanan air bersih. Tak tanggung-tanggung, puluhan miliar dana telah dikucurkan untuk PDAM Tirta Daroy guna membenahi persoalan klasik Ibu Kota Provinsi Aceh.
Isu pelayanan air bersih pula yang menjadi salah satu komitmen Amin-Zainal pada masa kampanye untuk diselesaikan. “Sejak 2017 hingga 2020, kita sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp 61 miliar untuk penuntasan problem air bersih. Dan setidaknya, kita masih butuh Rp 50 miliar lagi untuk menuntaskan problem air bersih di Banda Aceh,” ungkap Aminullah, Jumat 1 Januari 2021 di pendopo.
Ia pun merinci alokasi anggaran yang dikucurkan pihaknya dalam empat tahun terakhir. “Pada awal menjabat 2017, kita plot anggaran sebesar Rp 8,7 miliar, 2018 Rp 6 miliar, 2019 Rp 15 miliar, 2020 Rp 30 miliar. Ditambah dana dari PDAM sendiri, totalnya sudah Rp 61 miliar. Dan insya Allah tahun ini akan kita plot lagi sebesar Rp 16 miliar.”
Menurut wali kota dana puluhan miliar tersebut digunakan seutuhnya untuk membenahi persoalan air bersih, mulai dari pangkal hingga ujung pelayanan. “Peremajaan jaringan perpipaan yang rusak, bocor, atau usang terus kita lakukan, termasuk penertiban sambungan liar. Ini yang berat tapi harus dilakukan karena jaringan perpipaan di kota kita sudah sebegitu semrawut sedari lama,” ungkapnya.
Kemudian perbaikan bendung karet di Krueng Aceh yang menjadi sumber air baku Water Treatment Plant (WTP) PDAM Tirta Daroy di Lambaro, Aceh Besar, juga sudah beberapa kali dilakukan. “Bendungan karet itu kerap bocor dimakan usia sehingga mengurangi debit air baku. Dan alhamdulillah, 2022 akan dibangun baru oleh pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai I Sumatra,” ungkapnya lagi.
Menutup 2020, pihaknya merampungkan dua proyek vital, yakni Booster Pump Reservoir Taman Sari dan uprating WTP Lambaro. “Reservoir Taman Sari berkapasitas 3.000 meter kubik dan dilengkapi empat booster pump untuk melayani 20 ribuan pelanggan di empat kecamatan. Sementara WTP Lambaro telah di-upgrade kapasitas produksinya dari 500 menjadi 800 liter per detik. Kualitas airnya juga semakin baik.”
Tahun ini, PDAM Tirta Daroy akan menuntaskan proyek reservoir di Lampulo. “Ini untuk memenuhi kebutuhan air di Pasar Al-Mahirah, Kecamatan Kuta Alam, dan sekitarnya. Lalu target pada 2022, kita akan membangun reservoir baru lagi berkapasitas 10 ribu meter kubik. Dengan begitu pelayanan air bersih akan semakin optimal menjangkau sembilan kecamatan yang ada di Banda Aceh,” katanya.
Memasuki periode terakhir pemerintahannya, Aminullah tak mengendurkan tekad dan komitmennya dalam pembenahan layanan air bersih. “Karena apa, Banda Aceh sudah banyak meraih penghargaan level nasional maupun internasional di berbagai bidang. Dan terkait pelayanan air bersih, kita juga harus jadi yang terbaik dan role model di Aceh, bahkan Indonesia.”
Wali kota juga menjelaskan saat ini cakupan pelayanan PDAM Tirta Daroy sudah mencapai 98 persen lebih dengan jumlah pelanggan sekira 52 ribu sambungan. “Insya Allah dengan berbagai pembenahan yang telah, sedang, dan akan kita lakukan ke depan, cakupan pelayanan PDAM akan mencapai 100 persen hingga ujung pelayanan dengan kualitas yang baik dan kuantitas air yang mencukupi,” demikian Aminullah Usman. (Jun)